AYAT-AYAT ALLAH
18.03 | Author: Muhammad Khairul Fuad


Kita diajak untuk merenungkan, bahwa segala sesuatu di alam semesta ini berada di bawah kendali dan pengaturan Allah (sunattullah). Baik matahari, bintang-gemintang, bulan, binatang lebah, semut, rayap, semuanya terjalin bersama-sama dalam sebuah sistem dari hukum yang tidak berubah. Tidaklah cukup bagi kita apabila hanya membaca ayat-ayat dalam Al-Qur’an untuk meyakini kebesaran dan kekuasaan Allah. Mengapa kita diperintahkan untuk mengamati alam semesta di sekeliling kita? Karena memang ciptaan Allah yang dinamakan alam semesta ini berisikan tanda bukti dan pameran dari kebesaran dan kekuasaan-Nya, dan merupakan firman yang berbentuk alam semesta.

Dengan demikian, tidaklah mungkin buat kita untuk memahami Al-Qur’an dengan pengertian sempit, karena Allah sendiri memerintahkan kepada kita untuk membaca Al-Qur’an dengan lebih dalam lebih nyata, yaitu alam semesta dan apa yang ada pada diri kita sendiri (fitrah). Mustahil firman Allah hanya tertampung dalam satu kitab yang berisikan 6.236 ayat. Oleh karena itu, Al-Qur’an hanya merupakan pintu untuk memahami keluasan firman yang teramat luas tak terbatas. Al-Qur’an kita adalah alam semesta dan diri kita sendiri. Semakin kita amati dengan teliti, semakin kita menemukan rahasia firman pada alam semesta ini. Semua ada karena tuntutan sunnatulla alamiah, seperti disebutkan dalam firman-Nya :

3. Sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman.

4. Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini,

5. Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.

6. Itulah ayat-ayat Allah yang kami membacakannya kepadamu dengan Sebenarnya; Maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-Nya.

(QS. Al Jaatsiyah, 45:3-6)

Allah telah membacakan kepada kita, tentang ayat-ayat yang terhampar pada alam semesta, seperti pergantian siang dan malam yang disebabkan oleh perputaran bumi pada sumbunya, yang mempunyai arah tertentu dan tidak sejajar dengan bidang edar bumi ketika mengelilingi matahari. Pengaruh hujan yang menyirami bumi dengan air, sesuai sunatullah, menumbuhkan biji-bijian yang menjadi rezeki bagi umat manusia. Terjadinya tiupan angin yang diakibatkan oleh perbedaan tekanan udara di permukaan bumi setelah menyerap sinar matahari yang serba tidak sama. Sekarang, semua hal itu mudah dimengerti sebagai ayat-ayat Allah yang terhampar Luas tak berbatas.

Dari fenomena- fenomena itulah, ditemukan hukum relativitas waktu, hukum gravitasi, hukum Dalton, hukum archimides, serta hukum alam lainnya yang terus berkembang, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi hukum-hukum sosial, seperti perdagangan (ekonomi), politik, fikih, tata Negara dan hukum-hukum sosial lainnya.

Sungguh indah Al-Qur’an jika dipandang, dibuktikan dan ditarjim seta ditafsirkan melalui ayat kauniah yang tak terbatas, terbentang luas di alam semesta. Kita perhatikan akhir ayat diatas “…..kami membacakannya (ayat-ayat alam semesta) kepadamu dengan Sebenarnya; Maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman?”.